Kamis, 08 Agustus 2013

She Creature: Mermaid Chronicles Part 1



Beautiful, seductive and totally deadly.



Sebelumnya bila mendengar kata ‘mermaid’ alias ‘putri duyung’ apa yang ada dalam benak anda? Mahluk setengah wanita, setengah ikan yang cantik, bertubuh aduhai, berambut panjang, baik hati dan pandai menyanyi? Mungkin memang begitulah gambaran umum putri duyung dalam benak kita sekalian, berkat dongeng yang dibuat Hans Christian Andersen tentang mahluk ajaib dari cerita mitologi yang satu ini, secara tidak langsung mengubah persepsi asal mahluk ini dari sosok mahluk lautan yang buas dan penyebab para pelaut mengalami bencana menjadi sosok mahluk cantik, lemah lembut, baik hati, pandai menyanyi namun tidak berdaya.
Nah, jika itu bayangan anda selama ini, maka anda akan kecewa kalau menyaksikan film televisi tentang putri duyung keluaran tahun 2001 dan berdurasi selama 91 menit ini. Di sini putri duyungnya tidak digambarkan sebagai mahluk lautan yang manis, polos, bisa bicara seperti manusia dan bersahabat. Dia digambarkan sebagai mahluk cantik misterius yang seksi namun tidak bisa bicara dan hanya mendesis serta berenang-renang dalam tangki raksasa. ^-^;

Film ini diproduseri oleh Stan Winston, Lou Arkoff dan Colleen Camp serta ditulis dan disutradarai oleh Sebastian Gutierrez dan dimaksudkan sebagai bagian pertama dari serial ‘Creature Features’ yang terdiri dari 5 cerita lepas. Berikut adalah ulasan singkat tentang film ini.

Plot
Lily (Carla Gugino), yang berdandan menjadi putri duyung palsu, dan kekasihnya, Angus (Rufus Sewell)  (sumber foto: IMDb.com)

Film dibuka dengan kematian seorang perempuan tua karena diterkam oleh sesosok monster. Kemudian beralih ke dalam suatu tenda sirkus di tahun 1900an di suatu daerah di Irlandia. sepasang kekasih Angus Shaw (Rufus Sewell) dan Lilian ‘Lily’ Shaw (Carla Gugino) mengelola suatu usaha bisnis pertunjukan dengan menjual sensasi dan pertunjukan tentang mahluk-mahluk aneh yang sebetulnya hanyalah tipuan mereka belaka. Saat melihat poster pertunjukan mereka, seorang pria tua nampaknya ikut tertarik menonton karena ia melihat mereka memajang poster putri duyung. Namun saat melihat sosok si ‘putri duyung’, ia kecewa karena itu bukanlah sosok putri duyung yang asli melainkan Lily yang menyamar sebagai putri duyung palsu. Mereka kemudian mengantar pria tua ini pulang sehabis pertunjukan selesai. Setelah bercakap-cakap sejenak dengan pria yang mengaku bernama Kapten Woolrich (Aubrey Morris) ini, pria tua ini memutuskan untuk mengajak mereka melihat seperti apa sosok putri duyung yang asli (diperankan oleh Rya Kihlstedt) yang ia rantai dan ia sekap dalam sebuah tangki raksasa beroda dan berjeruji baja di dalam rumahnya. Meski tadinya mereka skeptis, namun Angus dan Lily akhirnya harus percaya bahwa apa yang dikatakan pria tua ini benar terlebih saat mereka benar-benar melihat sendiri mahluk mempesona ini. Kapten Woolrich mengatakan bahwa ia merantai mahluk itu karena mahluk itu telah menerkam dan membunuh istri tercintanya. Ia juga merangkap tangki kaca tempat mahluk itu ditawan dengan rangka baja serta merantainya untuk mencegahnya kabur lagi dengan memecahkan kaca dan menerkam siapa saja seperti yang dialami istrinya. Dan ia ingin menyiksa mahluk itu lebih dulu sebelum membunuhnya.

Angus yang terus menerus dihantui rasa penasaran dan keserakahan, berniat mencuri putri duyung tersebut karena ia tahu Kapten Woolrich tidak akan pernah memberikan/menyewakan mahluk itu padanya jika ia memintanya dengan terus terang. Maka dengan membawa serta dua orang anggota sirkusnya: Bailey (Reno Wilson) dan Gifford (Mark Aiken), ia menerobos rumah besar Kapten Woolrich dan mencoba mencuri si putri duyung. Sialnya, aksinya ketahuan oleh sang Kapten yang mengatakan bahwa sejak kematian istrinya, ia tak pernah bisa lagi tidur dengan nyenyak dan terus menjaga mahluk itu siang malam agar tak dicuri oleh siapapun. Saat mereka berdebat dan saling dorong, Kapten Woolrich mendadak terkena serangan jantung dan meninggal dunia. Ketakutan, mereka bertiga lekas-lekas pergi dari rumah itu dengan membawa catatan harian almarhumah istri sang Kapten beserta dengan si putri duyung yang sudah mereka bius lebih dulu.
Dengan membawa mahluk itu, mereka berlayar ke Amerika sambil membawa secercah harapan akan memperoleh lebih banyak uang dengan memamerkan mahluk tersebut dalam show sirkus mereka di Amerika. 

Namun, di sepanjang perjalanan, Lily mulai merasakan ada suatu ikatan yang aneh antara dirinya dengan si putri duyung tersebut. Ia merasa bahwa mahluk itu nampaknya tidak sepolos ataupun selugu yang dikiranya. Memang putri duyung itu tak bisa bicara seperti layaknya manusia, namun nampaknya ia dapat membaca pikiran Lily dan bahkan seolah bisa memiliki kendali untuk mempengaruhi Lily. Lily mulai menyadari keanehan tersebut ketika ia dan seluruh kru kapal mendapati salah seorang kru bernama Miles (Gill Belows), yang pernah mengganggu Lily, tiba-tiba menghilang setelah sehari sebelumnya ia mengancam Lily. Dan saat menjenguk si putri duyung yang tertangkap setelah mencoba kabur dari kapal, Lily kaget saat si putri duyung memuntahkan sebuah cincin emas kepadanya. Dan ia tahu cincin itu milik Miles karena ia melihat Miles memakainya sehari sebelum ia menghilang dari kapal. Namun saat mencoba memberitahu Angus bahwa putri duyung itu bisa membaca kekalutan pikirannya dan kebenciannya pada Miles dan bahwa mahluk itulah yang telah membunuh dan memangsa Miles demi dirinya, pria itu tak percaya.  Lalu saat bercinta dengan Angus, Lily merasa dirinya seolah dirasuki suatu kekuatan sehingga ia nyaris membunuh kekasihnya itu. Ia mulai ketakutan terlebih lagi setelah membaca catatan harian almarhumah Nyonya Woolrich yang mengungkapkan ketakutannya akan mahluk itu.

Ia menjadi tidak tenang sehingga akhirnya memutuskan untuk membebaskan mahluk itu padaa suatu malam. Namun ia menjadi sangat ketakutan saat melihat bagaimana si putri duyung itu memangsa Bailey yang menjaganya sebelum akhirnya ditembak dengan senapan bius oleh Angus. Saat dikurung oleh Angus dalam kabin, Lily meminta agar diperbolehkan membaca lanjutan jurnal Nyonya Woolrich. Semakin membaca, ia semakin menyadari bahwa si putri duyung ini sebetulnya bukanlah mahluk manis tak berdaya seperti dalam dongeng. Apalagi ketika ia menyadari bahwa mahluk ini mampu mempengaruhi pikiran seseorang dan membuatnya melakukan apa yang ia mau.  Namun yang tidak diketahui baik oleh Lily maupun Angus dan para kru kapal lainnya adalah fakta bahwa putri duyung itu sebenarnya adalah sang Ratu Duyung alias The Queen of Lair dan ia memang sengaja membiarkan dirinya ditangkap oleh Kapten Woolrich dan kini dengan kekuatannya, ia mengarahkan kapal itu ke pulau asalnya yaitu Forbidden Island, suatu pulau yang dipenuhi para duyung buas pemangsa manusia yang sedang kelaparan dan menunggu ratu mereka pulang membawakan mangsa baru bagi mereka……


Review

Overall saya rasa film ini cukup bagus bagi saya krn saya lebih suka horror yang menampilkan sisi gore lebih sedikit namun ceritanya sudah dipenuhi nuansa misteri dan horor. Untuk jalan ceritanya, well, memang agak dicampurkan antara mitos putri duyung dengan siren meski jelas keduanya adalah mahluk yang sangat berbeda baik dari wujud, habitat dan kesukaan. Persamaannya adalah keduanya sama-sama suka memikat pelaut malang yang sial dengan suara mereka yang dapat membuat para pelaut itu menjadi gila lalu terjun ke laut dan dengan sia-sia mencari mereka atau menabrakkan kapal mereka di karang karena terbuai oleh suara mereka.

Namun Sebastian Gutierrez selaku penulis cerita sekaligus sutradara ini sungguh memiliki suatu ide orisinal brilian yang mungkin belum terpikirkan oleh sineas manapun di kancah perfilman Hollywood ataupun negara lain yaitu menampilkan sosok putri duyung tidak sebagai mahluk manis, tidak berdaya dan bersahabat, melainkan sebagai mahluk yang penuh misteri, cantik kelihatan tak berbahaya namun sebenarnya buas dan mematikan. Jalan cerita cukup bagus dan intens ketegangannya disusun meningkat: mulai dari aura misterius yang menyelimuti sosok si duyung dan misteri yang mencekam di sepanjang cerita yang makin lama makin meningkat sampai akhirnya mencapai klimaks ketika mereka memasuki pulau para putri duyung itu dan bagaimana dengan penuh teror dan ketakutan, Lily menyaksikan si ratu duyung yang cantik berubah menjadi monster yang mengerikan, yang membunuhi seluruh awak kapal kecuali Lily, sebelum akhirnya memanggil ‘anak-anaknya’ untuk menyantap ‘makanan enak’ yang sudah dibawanya pulang ke pulaunya.

Makeup serta kostum cukup bagus sehingga suasana gothic nya terasa kental, apalagi tampilan ekor sosok si putri duyung yang tidak seperti ekor ikan yang bling-bling, cantik berkilauan tapi kelihatan kalau itu hanya ekor bohongan. Ekor si putri duyung di sini ditampilkan mirip seperti ekor binatang dari laut dalam yang berevolusi dengan kurang sempurna sehingga terlihat aneh, mirip kaki tapi juga bukan kaki (lebih mirip kayak akar ginseng menurut saya, hanya saja ada siripnya di ujung ekor dan di bagian perut). Efek CGI tidak banyak digunakan dalam film ini (hanya saat adegan kapal memasuki pulau para duyung di Forbidden Island itu saja yang kelihatannya memakai efek CGI) sebab dana terbatas namun ini justru menjadikan film She Creature sebagai film cult classic yang sayang untuk dilewatkan begitu saja buat mereka yang menggemari tipikal film horror jaman dulu. Hampir semua scene, apalagi scene si putri duyung, dikerjakan secara manual. 

Dan ketiga pemeran utama film ini yaitu Rufus Sewell, Carla Gugino dan Rya Kihlstedt mampu membawakan perannya dengan sangat baik. Rufus dapat menampilkan sosok Angus sebagai pria yang, meski tergoda untuk memperoleh uang banyak, namun baik dan tetap mau menerima Lily apa adanya bahkan ketika Lily memberitahunya bahwa ia telah berbohong mengenai masa lalunya. Namun di sisi lain ia juga dapat membawakan dengan baik sisi skeptis dan sinis dari kepribadian Angus yang tidak mempercayai fakta-fakta tentang sisi gelap si putri duyung yang dikatakan oleh Lily meski bukti-bukti yang ada sudah lebih dari cukup untuk membuatnya percaya bahwa Lily tidak berbohong.

Carla Gugino mampu memerankan Lily dengan wajar dan apa adanya. Ia menampilkan sosok Lily sebagai wanita dengan masa lalu kelam, yang menjadi ketakutan saat tahu bahwa meski si putri duyung nampaknya cantik dan tidak dapat melakukan apa-apa namun ternyata ia bisa mengendalikan dan menguasai pikiran Lily kendati terkurung dari balik tangki air berlapis jeruji baja. Dengan melihat akting Gugino yang seperti orang kebingungan antara tertarik, takut, jijik namun juga simpati pada si putri duyung, saya bisa merasakan kebingungan dan ketertarikan serta hubungan yang aneh dan tak biasa antara si putri duyung dan Lily.

Rya Kihlstedt sebagai sang putri duyung misterius
Yang terakhir, performa Rya Kihlstedt sebagai si putri duyung sangat memukau menurut saya. Dia mampu menampilkan sisi kemisteriusan, keseksian sekaligus inosens dari si putri duyung (tambahan lagi para cowok pasti suka deh liat Rya di sini karena dia topless alias nggak pakai penutup dada). Rya sanggup berakting dan memamerkan berbagai mimik dan ekspresi dari si putri duyung sembari tetap berenang-renang dalam tangki air dengan mata terbuka. Hampir di separuh film, ia diharuskan berenang di dalam tangki sambil memakai ekor palsu dan makeup khusus untuk tangan si putri duyung serta rantai. Buat orang awam yang tidak bisa berenang seperti saya, membuka mata dalam air aja sudah susah apalagi harus berakting sembari berenang dalam air dengan mata terbuka dalam tangki kaca yang sempit. Rya hampir tidak bicara sepatah katapun kecuali waktu mengatakan nama ‘Angus’, kekasih Lily. Hampir sepanjang waktu, ia diam, menganggukkan kepala, berenang, mendesis-desis atau mengucapkan kata yang tak bisa dimengerti manusia. Dan kabarnya demi memerankan si putri duyung ini, Rya rela harus menghabiskan waktu rata-rata 3 jam per hari untuk makeup putri duyungnya. Sungguh aktris profesional yang layak diacungi jempol (meski dia kurang dikenal dibanding aktris-aktor Hollywood lainnya).

Buat saya film ini sangat bagus untuk ukuran film televisi yang diberi label B-movie alias film kelas dua. Hanya dua hal saja yang cukup mengganggu saya dan rasanya agak nggak masuk akal: bagaimana bisa si putri duyung membuat Lily, yang notabene sudah disterilkan, menjadi ‘subur’ kembali dan hamil? Dengan merasukinya waktu bercinta dengan Angus? Atau cuma menyentuh perutnya saja seperti menjelang akhir cerita? itu yang cukup membikin jidat saya berkerut bingung sehabis menonton film ini. Satu lagi hal yang juga membuat saya bingung adalah kenapa Lily tidak dibunuh oleh si ratu duyung? Kalau cuma karena dia sedang hamil, rasanya sangat nggak masuk akal kecuali kalau anak yang ada dalam kandungan Lily adalah anaknya, yang dia ‘titipkan’ pada Lily. Ataukah karena mereka sama-sama perempuan dan seorang ibu jadi ada rasa toleransi? Entahlah…

Tapi yang jelas, kalau anda penggemar cerita horror terutama tentang putri duyung monster yang misterius, menyeramkan dan sama sekali tidak manis ini, maka ini tontonan yang cocok buat anda. Namun kalau anda lebih suka cerita putri duyung yang manis, inosens dan tidak menggigit bahkan memangsa manusia, film ini jelas tidak disarankan untuk anda tonton karena dijamin anda akan kecewa berat. Dan satu lagi, meski film ini temanya tentang putri duyung tapi ini BUKANLAH TONTONAN ANAK-ANAK karena ada beberapa adegan nudity atau yang berbau seks dan gore, juga beberapa kata makian yang sangat tidak dianjurkan untuk didengar oleh anak-anak.

Itu menurut penilaian saya, nah bagaimana dengan anda? Cari tahu jawabannya dengan menontonnya sendiri, ok? ^^                         




1 komentar:

  1. Casinos Near Me - MapYRO
    Find Casinos Near Me in Kansas and other Hotels 울산광역 출장샵 in 토토 사이트 코드 Kansas near you from 목포 출장마사지 $25. Harrah's Casino Columbus 세종특별자치 출장샵 in 인천광역 출장안마 Columbus, OH offers gaming, dining,

    BalasHapus