Beautiful,
seductive and totally deadly.

Nah, jika itu bayangan anda
selama ini, maka anda akan kecewa kalau menyaksikan film televisi tentang putri
duyung keluaran tahun 2001 dan berdurasi selama 91 menit ini. Di sini putri
duyungnya tidak digambarkan sebagai mahluk lautan yang manis, polos, bisa
bicara seperti manusia dan bersahabat. Dia digambarkan sebagai mahluk cantik
misterius yang seksi namun tidak bisa bicara dan hanya mendesis serta
berenang-renang dalam tangki raksasa. ^-^;
Film ini diproduseri oleh Stan
Winston, Lou Arkoff dan Colleen Camp serta ditulis dan disutradarai
oleh Sebastian Gutierrez dan dimaksudkan sebagai bagian pertama dari serial
‘Creature Features’ yang terdiri dari 5 cerita lepas. Berikut adalah ulasan
singkat tentang film ini.
Plot
![]() | |
Lily (Carla Gugino), yang berdandan menjadi putri duyung palsu, dan kekasihnya, Angus (Rufus Sewell) (sumber foto: IMDb.com) |
Film dibuka dengan kematian
seorang perempuan tua karena diterkam oleh sesosok monster. Kemudian beralih ke
dalam suatu tenda sirkus di tahun 1900an di suatu daerah di Irlandia. sepasang
kekasih Angus Shaw (Rufus Sewell) dan Lilian ‘Lily’ Shaw (Carla Gugino) mengelola
suatu usaha bisnis pertunjukan dengan menjual sensasi dan pertunjukan tentang
mahluk-mahluk aneh yang sebetulnya hanyalah tipuan mereka belaka. Saat melihat
poster pertunjukan mereka, seorang pria tua nampaknya ikut tertarik menonton
karena ia melihat mereka memajang poster putri duyung. Namun saat melihat sosok
si ‘putri duyung’, ia kecewa karena itu bukanlah sosok putri duyung yang asli
melainkan Lily yang menyamar sebagai putri duyung palsu. Mereka kemudian mengantar
pria tua ini pulang sehabis pertunjukan selesai. Setelah bercakap-cakap sejenak
dengan pria yang mengaku bernama Kapten Woolrich (Aubrey Morris) ini, pria tua
ini memutuskan untuk mengajak mereka melihat seperti apa sosok putri duyung
yang asli (diperankan oleh Rya Kihlstedt) yang ia rantai dan ia sekap dalam
sebuah tangki raksasa beroda dan berjeruji baja di dalam rumahnya. Meski
tadinya mereka skeptis, namun Angus dan Lily akhirnya harus percaya bahwa apa
yang dikatakan pria tua ini benar terlebih saat mereka benar-benar melihat
sendiri mahluk mempesona ini. Kapten Woolrich mengatakan bahwa ia merantai
mahluk itu karena mahluk itu telah menerkam dan membunuh istri tercintanya. Ia
juga merangkap tangki kaca tempat mahluk itu ditawan dengan rangka baja serta
merantainya untuk mencegahnya kabur lagi dengan memecahkan kaca dan menerkam
siapa saja seperti yang dialami istrinya. Dan ia ingin menyiksa mahluk itu
lebih dulu sebelum membunuhnya.
Angus yang terus
menerus dihantui rasa penasaran dan keserakahan, berniat mencuri putri duyung
tersebut karena ia tahu Kapten Woolrich tidak akan pernah memberikan/menyewakan
mahluk itu padanya jika ia memintanya dengan terus terang. Maka dengan membawa
serta dua orang anggota sirkusnya: Bailey (Reno Wilson) dan Gifford (Mark
Aiken), ia menerobos rumah besar Kapten Woolrich dan mencoba mencuri si putri
duyung. Sialnya, aksinya ketahuan oleh sang Kapten yang mengatakan bahwa sejak
kematian istrinya, ia tak pernah bisa lagi tidur dengan nyenyak dan terus
menjaga mahluk itu siang malam agar tak dicuri oleh siapapun. Saat mereka
berdebat dan saling dorong, Kapten Woolrich mendadak terkena serangan jantung
dan meninggal dunia. Ketakutan, mereka bertiga lekas-lekas pergi dari rumah itu
dengan membawa catatan harian almarhumah istri sang Kapten beserta dengan si
putri duyung yang sudah mereka bius lebih dulu.
Dengan membawa
mahluk itu, mereka berlayar ke Amerika sambil membawa secercah harapan akan
memperoleh lebih banyak uang dengan memamerkan mahluk tersebut dalam show
sirkus mereka di Amerika.
Namun, di sepanjang perjalanan, Lily mulai merasakan
ada suatu ikatan yang aneh antara dirinya dengan si putri duyung tersebut. Ia
merasa bahwa mahluk itu nampaknya tidak sepolos ataupun selugu yang dikiranya.
Memang putri duyung itu tak bisa bicara seperti layaknya manusia, namun
nampaknya ia dapat membaca pikiran Lily dan bahkan seolah bisa memiliki kendali
untuk mempengaruhi Lily. Lily mulai menyadari keanehan tersebut ketika ia dan
seluruh kru kapal mendapati salah seorang kru bernama Miles (Gill Belows), yang
pernah mengganggu Lily, tiba-tiba menghilang setelah sehari sebelumnya ia
mengancam Lily. Dan saat menjenguk si putri duyung yang tertangkap setelah
mencoba kabur dari kapal, Lily kaget saat si putri duyung memuntahkan sebuah
cincin emas kepadanya. Dan ia tahu cincin itu milik Miles karena ia melihat
Miles memakainya sehari sebelum ia menghilang dari kapal. Namun saat mencoba
memberitahu Angus bahwa putri duyung itu bisa membaca kekalutan pikirannya dan
kebenciannya pada Miles dan bahwa mahluk itulah yang telah membunuh dan
memangsa Miles demi dirinya, pria itu tak percaya. Lalu saat bercinta dengan Angus, Lily merasa
dirinya seolah dirasuki suatu kekuatan sehingga ia nyaris membunuh kekasihnya
itu. Ia mulai ketakutan terlebih lagi setelah membaca catatan harian almarhumah
Nyonya Woolrich yang mengungkapkan ketakutannya akan mahluk itu.
Ia menjadi tidak
tenang sehingga akhirnya memutuskan untuk membebaskan mahluk itu padaa suatu
malam. Namun ia menjadi sangat ketakutan saat melihat bagaimana si putri duyung
itu memangsa Bailey yang menjaganya sebelum akhirnya ditembak dengan senapan
bius oleh Angus. Saat dikurung oleh Angus dalam kabin, Lily meminta agar diperbolehkan
membaca lanjutan jurnal Nyonya Woolrich. Semakin membaca, ia semakin menyadari
bahwa si putri duyung ini sebetulnya bukanlah mahluk manis tak berdaya seperti
dalam dongeng. Apalagi ketika ia menyadari bahwa mahluk ini mampu mempengaruhi
pikiran seseorang dan membuatnya melakukan apa yang ia mau. Namun yang tidak diketahui baik oleh Lily
maupun Angus dan para kru kapal lainnya adalah fakta bahwa putri duyung itu
sebenarnya adalah sang Ratu Duyung alias The Queen of Lair dan ia memang
sengaja membiarkan dirinya ditangkap oleh Kapten Woolrich dan kini dengan
kekuatannya, ia mengarahkan kapal itu ke pulau asalnya yaitu Forbidden Island, suatu
pulau yang dipenuhi para duyung buas pemangsa manusia yang sedang kelaparan dan
menunggu ratu mereka pulang membawakan mangsa baru bagi mereka……
Review
Overall saya rasa film ini cukup
bagus bagi saya krn saya lebih suka horror yang menampilkan sisi gore lebih sedikit namun ceritanya sudah
dipenuhi nuansa misteri dan horor. Untuk jalan ceritanya, well, memang agak
dicampurkan antara mitos putri duyung dengan siren meski jelas keduanya adalah
mahluk yang sangat berbeda baik dari wujud, habitat dan kesukaan. Persamaannya
adalah keduanya sama-sama suka memikat pelaut malang yang sial dengan suara
mereka yang dapat membuat para pelaut itu menjadi gila lalu terjun ke laut dan
dengan sia-sia mencari mereka atau menabrakkan kapal mereka di karang karena
terbuai oleh suara mereka.
Namun Sebastian Gutierrez selaku
penulis cerita sekaligus sutradara ini sungguh memiliki suatu ide orisinal brilian
yang mungkin belum terpikirkan oleh sineas manapun di kancah perfilman
Hollywood ataupun negara lain yaitu menampilkan sosok putri duyung tidak
sebagai mahluk manis, tidak berdaya dan bersahabat, melainkan sebagai mahluk
yang penuh misteri, cantik kelihatan tak berbahaya namun sebenarnya buas dan
mematikan. Jalan cerita cukup bagus dan intens ketegangannya disusun meningkat:
mulai dari aura misterius yang menyelimuti sosok si duyung dan misteri yang
mencekam di sepanjang cerita yang makin lama makin meningkat sampai akhirnya
mencapai klimaks ketika mereka memasuki pulau para putri duyung itu dan bagaimana
dengan penuh teror dan ketakutan, Lily menyaksikan si ratu duyung yang cantik
berubah menjadi monster yang mengerikan, yang membunuhi seluruh awak kapal
kecuali Lily, sebelum akhirnya memanggil ‘anak-anaknya’ untuk menyantap
‘makanan enak’ yang sudah dibawanya pulang ke pulaunya.
Makeup serta kostum cukup bagus sehingga
suasana gothic nya terasa kental, apalagi tampilan ekor sosok si putri duyung
yang tidak seperti ekor ikan yang bling-bling, cantik berkilauan tapi kelihatan
kalau itu hanya ekor bohongan. Ekor si putri duyung di sini ditampilkan mirip
seperti ekor binatang dari laut dalam yang berevolusi dengan kurang sempurna
sehingga terlihat aneh, mirip kaki tapi juga bukan kaki (lebih mirip kayak akar
ginseng menurut saya, hanya saja ada siripnya di ujung ekor dan di bagian perut).
Efek CGI tidak banyak digunakan dalam film ini (hanya saat adegan kapal
memasuki pulau para duyung di Forbidden Island itu saja yang kelihatannya
memakai efek CGI) sebab dana terbatas namun ini justru menjadikan film She Creature
sebagai film cult classic yang sayang
untuk dilewatkan begitu saja buat mereka yang menggemari tipikal film horror
jaman dulu. Hampir semua scene, apalagi scene si putri duyung, dikerjakan
secara manual.
Dan ketiga pemeran utama film ini
yaitu Rufus Sewell, Carla Gugino dan Rya Kihlstedt mampu membawakan perannya
dengan sangat baik. Rufus dapat menampilkan sosok Angus sebagai pria yang,
meski tergoda untuk memperoleh uang banyak, namun baik dan tetap mau menerima
Lily apa adanya bahkan ketika Lily memberitahunya bahwa ia telah berbohong
mengenai masa lalunya. Namun di sisi lain ia juga dapat membawakan dengan baik
sisi skeptis dan sinis dari kepribadian Angus yang tidak mempercayai fakta-fakta
tentang sisi gelap si putri duyung yang dikatakan oleh Lily meski bukti-bukti
yang ada sudah lebih dari cukup untuk membuatnya percaya bahwa Lily tidak
berbohong.
Carla Gugino mampu memerankan
Lily dengan wajar dan apa adanya. Ia menampilkan sosok Lily sebagai wanita
dengan masa lalu kelam, yang menjadi ketakutan saat tahu bahwa meski si putri
duyung nampaknya cantik dan tidak dapat melakukan apa-apa namun ternyata ia bisa
mengendalikan dan menguasai pikiran Lily kendati terkurung dari balik tangki
air berlapis jeruji baja. Dengan melihat akting Gugino yang seperti orang
kebingungan antara tertarik, takut, jijik namun juga simpati pada si putri
duyung, saya bisa merasakan kebingungan dan ketertarikan serta hubungan yang
aneh dan tak biasa antara si putri duyung dan Lily.
![]() |
Rya Kihlstedt sebagai sang putri duyung misterius |
Yang terakhir, performa Rya
Kihlstedt sebagai si putri duyung sangat memukau menurut saya. Dia mampu
menampilkan sisi kemisteriusan, keseksian sekaligus inosens dari si putri
duyung (tambahan lagi para cowok pasti suka deh liat Rya di sini karena dia topless alias nggak pakai penutup dada).
Rya sanggup berakting dan memamerkan berbagai mimik dan ekspresi dari si putri
duyung sembari tetap berenang-renang dalam tangki air dengan mata terbuka.
Hampir di separuh film, ia diharuskan berenang di dalam tangki sambil memakai
ekor palsu dan makeup khusus untuk tangan si putri duyung serta rantai. Buat
orang awam yang tidak bisa berenang seperti saya, membuka mata dalam air aja
sudah susah apalagi harus berakting sembari berenang dalam air dengan mata
terbuka dalam tangki kaca yang sempit. Rya hampir tidak bicara sepatah katapun
kecuali waktu mengatakan nama ‘Angus’, kekasih Lily. Hampir sepanjang waktu, ia
diam, menganggukkan kepala, berenang, mendesis-desis atau mengucapkan kata yang
tak bisa dimengerti manusia. Dan kabarnya demi memerankan si putri duyung ini,
Rya rela harus menghabiskan waktu rata-rata 3 jam per hari untuk makeup putri
duyungnya. Sungguh aktris profesional yang layak diacungi jempol (meski dia
kurang dikenal dibanding aktris-aktor Hollywood lainnya).
Buat saya film ini sangat bagus
untuk ukuran film televisi yang diberi label B-movie alias film kelas dua.
Hanya dua hal saja yang cukup mengganggu saya dan rasanya agak nggak masuk
akal: bagaimana bisa si putri duyung membuat Lily, yang notabene sudah
disterilkan, menjadi ‘subur’ kembali dan hamil? Dengan merasukinya waktu
bercinta dengan Angus? Atau cuma menyentuh perutnya saja seperti menjelang
akhir cerita? itu yang cukup membikin jidat saya berkerut bingung sehabis
menonton film ini. Satu lagi hal yang juga membuat saya bingung adalah kenapa
Lily tidak dibunuh oleh si ratu duyung? Kalau cuma karena dia sedang hamil,
rasanya sangat nggak masuk akal kecuali kalau anak yang ada dalam kandungan
Lily adalah anaknya, yang dia ‘titipkan’ pada Lily. Ataukah karena mereka
sama-sama perempuan dan seorang ibu jadi ada rasa toleransi? Entahlah…
Tapi yang jelas, kalau anda
penggemar cerita horror terutama tentang putri duyung monster yang misterius,
menyeramkan dan sama sekali tidak manis ini, maka ini tontonan yang cocok buat
anda. Namun kalau anda lebih suka cerita putri duyung yang manis, inosens dan
tidak menggigit bahkan memangsa manusia, film ini jelas tidak disarankan untuk
anda tonton karena dijamin anda akan kecewa berat. Dan satu lagi, meski film
ini temanya tentang putri duyung tapi ini BUKANLAH TONTONAN ANAK-ANAK karena
ada beberapa adegan nudity atau yang
berbau seks dan gore, juga beberapa
kata makian yang sangat tidak dianjurkan untuk didengar oleh anak-anak.
Itu menurut penilaian saya, nah
bagaimana dengan anda? Cari tahu jawabannya dengan menontonnya sendiri, ok? ^^
Casinos Near Me - MapYRO
BalasHapusFind Casinos Near Me in Kansas and other Hotels 울산광역 출장샵 in 토토 사이트 코드 Kansas near you from 목포 출장마사지 $25. Harrah's Casino Columbus 세종특별자치 출장샵 in 인천광역 출장안마 Columbus, OH offers gaming, dining,